Kamis, 30 Oktober 2014

Sang nouveau chap 15


Peringatan!

Benar benar peringatan keras!

Edisi dewasa

Bagi yang belum akil baliq 

diharapkan untuk tidak membaca cerita ini

Bagi yang udah akil baliq silakan menyediakan kipas angin, air dingin ato kulkas sebelum membaca cerita ini^^

Kalau sudah paham silakan dibaca..

________________________________

"Kau milikku"

Seketika gerakan Taylor berhenti dan sebelah alisnya melengkung keatas dengan sudut bibirnya yang naik membentuk senyuman yang menggoda.

"Bukankah seharusnya kau mengatakan 'aku milikmu'"?

"Ya, kau milikku." jawab Tatiana memandang dari bawah bulu matanya yang lentik dengan tatapan rakus memandang dada kemudian jatuh ke bicept Taylor yang berwarna tembaga.

"Hu -uh.. seharusnya aku yang mengatakan hal itu sedangkan kau, my lady dengan wajah manismu mengatakan 'aku milikmu, Taylor'." sanggah Taylor dengan suara perempuan yang dibuat buat. 


senyum Taylor yang menggoda memperlihatkan deretan gigi putih yang pastinya siap menggigit kecil kulit Tatiana yang meremang membayangkan hal hal kotor yang bisa dilakukannya di inti Tatiana yang sensitif.

"Aku tidak akan bersuara jelek seperti itu." jawab Tatiana dengan jari jarinya yang mulai merajalela menggerayangi tubuh Taylor.

Taylor terkekeh melihat Tatiana yang melotot saat Taylor menjauhkan kedua tangannya dari pinggang Taylor. 

" Katakan." Tatiana hanya memutar matanya.

Bibir Taylor mendekat ke bibir Tatiana hingga mereka berjarak satu centi. dilakukannya hanya untuk menggoda Tatiana. "Aku tidak akan melanjutkan, kalau kau tidak mengatakannya." 

Kulit Tatiana meremang saat Taylor menggodanya dengan mendekatkan hidungnya ke leher Tatiana tapi tidak membiarkan kulit mereka bersentuhan, turun hingga tepat diantara payudaranya yang membengkak minta disentuh.

Bibir Taylor naik dan mendekati telinga kanan Tatiana. "katakan, my lady dan aku akan membawamu ke surga orgasme berkali- kali." bisik Taylor.

Tatiana menggigit bibir bawahnya menahan erangan akibat desahan Taylor ditelinganya. dia merasa gila dengan perbuatan Taylor yang tidak menyentuhnya tapi menyentuh bagian kewanitaannya dengan desahan dan aura panas tubuh Taylor sehingga Ia basah kuyup.

"Hmmm.. baumu enak." Gumam Taylor seraya mengendus.

Panik, Tatiana bangkit kemudian mendorong tubuh Taylor hingga akhirnya dia berada diatas tubuh Taylor. Taylor kehilangan senyumnya yang memesona ketika melihat Tatiana menanggalkan t-Shirt longgar dan menjatuhkannya kelantai. 

Tatiana bisa melihat jakun Taylor yang bergerak saat dia menelan ludah melihat pemandangan yang ditawarkan Tatiana. daging payudaranya menampakkan diri dari balik bra renda Tatiana.

Tatiana dengan provokatif menggerai rambut panjangnya yang berwarna cokelat terang membuatnya terlihat kontras dikulit putihnya. Kini senyum menggoda menghias bibir Tatiana saat melihat tubuh Taylor yang menegang, khususnya kejantanannya yang berada dibawah pantat Tatiana.

"Kau masih ingin berdebat?" Tanyanya sambil mengetukkan jari telunjuk diperut Taylor yang kembang kempis menahan sensasi sentuhan Tatiana.

Kepala Taylor menggeleng cepat, matanya yang bergairah masih menatap payudara Tatiana terang terangan. Tangan Tatiana bergerak kebelakang untuk melepaskan pengait branya, dengan gerakan lambat menjatuhkannya kelantai.

Pupil mata Taylor menyempit menyaksikan pemandangan yang disuguhkan Tatiana. Tubuh Tatiana menunduk dan mendekatkan kepalanya ke taylor.

"Katakan." pinta Tatiana didepan bibir Taylor. Taylor sadar akan maksud Tatiana kembali tersenyum, memeluk tubuhnya sehingga payudara tatiana menempel erat pada dada taylor kemudian ia mencium cepat bibir Tatiana.

"Aku milikmu, my lady."

senyum kepuasan terpatri di bibir masing masing. mereka mulai berciuman, tanpa basa basi mengaitkan lidah, meminta dan memberikan kepuasan dari ciuman tersebut.

Taylor mengerang saat jari jari Tatiana menggaruk dadanya turun ke perut dan kejantanannya. Taylor terkesiap melepaskan ciumannya saat Tatiana membebaskan kejantanannya dari celana.

Kepala Taylor terangkat melihat tangan Tatiana memegang kejantanannya dan mulai bergerak naik turun. Tatiana meniup ujung kejantanan Taylor membuatnya menggelinjang dan kepala Taylor kembali jatuh kebelakang.

Tatiana menggigit bibir bawahnya melihat reaksi tubuh Taylor yang begitu membutuhkannya, begitu panas dan bergairah dibawah sentuhannya.

Mendengar lenguhan Taylor saat bibir Tatiana mengecup ujung kejantanannya, menambah semangat Tatiana untuk memberikan Taylor kepuasan. 

Tatiana menjilat batang kejantanan Taylor sebelum memasukkannya ke mulut. Bagian tubuh Taylor semakin membesar didalam mulutnya. Mulut Tatiana diselubungi gairah tubuh Taylor, membuat dirinya semakin basah akibat kenikmatan taylor. 

Pinggul Taylor tanpa sadar bergerak melawan gerakan mulut Tatiana. bibirnya berkali kali meneriaki nama Tatiana dan betapa nikmatnya bibir Tatiana.

Kepala Tatiana bergerak maju mundur dan semakin dalam menghisap kejantanan Taylor hingga membentur tepi tenggorokan Tatiana. 

"Ahhh.. Tatiana!!" Taylor memegang kepala Tatiana dan menjauhkan bibir Tatiana dari kejantanannya yang menegang dan licin akibat hisapan Tatiana.

Taylor mendorong tubuh Tatiana hingga Tatiana terlentang dibawahnya. dengan kalap Taylor melepaskan celana pendek Tatiana dan merobek celana dalamnya.

Dada Taylor naik turun berusaha bernapas dengan baik dengan kejantanan yang mengacung tinggi. Taylor kembali melumat bibir Tatiana, kedua tangannya menangkup payudara Tatiana. mengangkat dan meremasnya.

Tatiana mengerang menikmati keliaran Taylor, yang menyatakan dia membutuhkan tubuh Tatiana untuk meredakan kegilaan yang menjalar di setiap inci kulitnya.

Kejantanan Taylor menggesek klitoris Tatiana. membuat Tatiana mencengkeram rambut belakang Taylor. Dengan kepala yang menengadah, tubuh melengkung dan mata yang terpejam membuat Taylor semakin Bernafsu menyetubuhi Tatiana.

Pinggul Taylor bergerak, menggesekkan kejantanannya di klitoris Tatiana yang membengkak. Tatiana mendesah dan meringis meminta lebih.

"Aku membutuhkanmu didalam." pinta Tatiana 

"Belum. aku masih ingin memberikanmu kenikmatan."

"Ku mohon. aku sudah tidak bisa..." pinta Tatiana lagi diantara erangannya saat Taylor mencubit kedua putingnya yang mengeras.

"Masih belum, my lady." jawab Taylor yang menunduk mengecup leher Tatiana, menggigit dan menghisap kulitnya. pinggul dan tangannya tak berhenti bergerak untuk menyiksa Tatiana.

"Ahhh.. Taylor!! ku mohon! Oh, god!" jerit Tatiana.

Taylor beranjak mendekat ke puting Tatiana yang menegak akibat sentuhan jari Taylor. mengulumnya. Tubuh Tatiana semakin memanas, dia menginginkan Taylor didalamnya, gila karna membutuhkannya.

Paha Tatiana menjepit tubuh Taylor semakin kuat, nafasnya menderu dengan kepala yang mendongak kebelakang. merasa Tatiana akan orgasme Taylor langsung memasukkan kejantanannya kedalam bagian intim Tatiana yang sempit. Tatiana memekik dengan gerakan Taylor yang tiba tiba.

"Kita akan datang bersama sama." geram Taylor di relung leher Tatiana. pinggulnya bergerak dengan kasar didalam Tatiana. mengejar kepuasaannya sendiri untuk menyusul Tatiana yang berada di tepian orgasme.

"Kau benar benar sempit dan basah, my lady." Taylor semakin mempercepat ritmenya membuat tubuh Tatiana tersentak.

"Kau milikku."

"Aku datang, taylor!" teriak Tatiana.

"Kau milikku." erang Taylor diantara teriakan dan lenguhan kepuasaannya mencapai klimaks mereka. Tatiana menggigit bibirnya menikmati semburan panas Taylor didalam tubuhnya. Tubuh mereka mengejang akibat pelepasan yang sudah berminggu Minggu tidak mereka rasakan.

Tatiana yang masih terengah engah menarik dan memeluk tubuh Taylor yang berusaha menguasai dirinya dari pelepasan yang luar biasa intens. 

Mengecup kulit yang berada diantara payudara tatiana kemudian Taylor menengadah sambil menyunggingkan senyuman malas ke Tatiana kemudian kembali Mengecup rahang, pipi dan bibir Tatiana lama.

"Rasanya begitu luar biasa bisa berada didalam dirimu lagi." Taylor kembali mengecup bibir Tatiana dan memberikan Tatiana senyum sejuta dollar yang tak akan mungkin bisa ditolak, membuat Tatiana kewalahan. Taylor tiba tiba menggendong tubuh telanjang Tatiana yang masih menyatu dengan tubuhnya.

"Dimana kamar tidurnya, my lady?" 

"Hmm.. disana." Jawab Tatiana menunjukkan kamarnya yang ditutupi pintu berwarna cokelat kayu. Kepalanya bersandar di bahu Taylor menyukai kekuatan Taylor yang dengan mudah menggendong tubuhnya.

Taylor melangkah sambil beberapa kali mengecup bahu Tatiana. tanpa sadar Tatiana mendesah akibat gesekan pada tubuh bawah mereka yang terjadi setiap Taylor yang melangkah. 

Tatiana bisa merasakan kejantanan Taylor yang lemas mulai menegang didalam tubuhnya. Sekali lagi Tatiana mendesah parau.

"Kalau kau membuat suara seperti itu lagi. kita tidak akan pernah sampai dikamar." Taylor menggigit kecil bahu Tatiana. Tatiana memekik, bagian tubuh bawahnya mengetat - menghisap Taylor lebih dalam. 

"Oh, god!" Taylor menyandarkan punggung Tatiana di pintu depan kamar Tatiana. Melebarkan paha Tatiana dan mulai bergerak didalam tubuh Tatiana.

"Aku tidak akan pernah bisa berhenti melakukan ini kalau berada didekatmu." geram Taylor.

"Jangan berhenti." pinta Tatiana melumat bibir Taylor yang dibalas Taylor dengan buas. lidah Taylor keluar masuk menyentuh lidah liat Tatiana. lidahnya melakukan gerakan yang dilakukan kejantanannya di dalam tubuh Tatiana, membuat Tatiana tidak bisa berpikir apa apa lagi kecuali menikmati kegiatan mereka.

Tatiana ikut menggerakkan pinggulnya melawan gerakan Taylor. berusaha menyeimbangi ritme Taylor yang cepat dan berantakan mencari kepuasan.

Tatiana berada diambang batasnya dan jatuh kedalam jurang orgasme, menjambak rambut Taylor dan meneriaki namanya. 

Tubuh bagian bawah Tatiana semakin mengetat membuat Taylor semakin kewalahan. satu tusukan, dua tusukan kemudian Taylor menyusul Tatiana jatuh kedalam jurang kenikmatan.

***

Setelah sampai dikamar, mereka kembali melakukannya di tempat tidur, kamar mandi dan tempat tidur lagi.

Taylor mulai merasa kalau tubuh Tatiana membuatnya kecanduan. dia tidak pernah bisa berhenti menyentuh dan menciumnya. 

Dia menginginkannya, membutuhkannya untuk terus berada disampingnya. dia tidak ingin lagi mengalami waktu seperti tiga Minggu yang lalu saat kehilangan Tatiana. rasanya ada yang kosong dan hampa didalam dirinya.

Tubuh mungil Tatiana mampu menerima dan memuaskan dirinya. walaupun dia tahu Tatiana terlihat letih akibat perbuatannya tapi tidak pernah menolak sentuhannya. selalu responsif, membangkitkan api gairahnya dalam hitungan detik.

Taylor membiarkan Tatiana tidur diatas tubuhnya. dia sangat menyukai posisi ini, dimana tubuh mungil Tatiana melingkupi tubuh kerasnya.

Rasanya begitu sempurna, moment dimana dia bisa mendengar suara napas Tatiana dalam tidurnya, aroma tubuhnya, dan aura panas yang menguar dari tubuh Tatiana.

Taylor teringat akan lirik lagu yang pernah dinyanyikannya buat Tatiana melalui handphone.

Here I am staring, at your perfection in my arms; so beautiful.

The sky is getting bright, the stars are burnin' out.

Somebody slow it down.

Lirik itu begitu mirip dengan keadaannya sekarang, memandang kecantikan Tatiana yang berada dalam pelukannya sepanjang malam. berharap malam akan terus bertahan sehingga matahari tidak muncul dan memisahkan kebersamaan mereka.

"Kau milikku sekarang dan selamanya." bisik Taylor diantara jari jari Tatiana yang berada dibibirnya.

--------------------------------

Tatiana terbangun, melenguh saat tubuhnya terasa nyeri dan sedikit pegal di beberapa tempat khususnya bagian pinggang hingga ke bawah. tapi senyum puas terlukiskan diwajahnya. Tatiana mencoba meregangkan tubuhnya saat sadar sesuatu yang berat terkulai di diperutnya.

Tatiana mengangkat sedikit kepalanya saat melihat kepala taylor yang tertidur diatas perutnya dengan tangan yang memeluk pinggang Tatiana dengan erat.

Tak kuasa, tangan Tatiana bergerak menyentuh rambut halus Taylor yang berantakan akibat jari jari Tatiana tadi malam. menjauhkan anak anak rambut yang jatuh di pelipisnya. kepala Taylor bergerak menerima sentuhan Tatiana.

Masih tertidur kepalanya bergerak naik keatas mendekati payudaranya. Tatiana berusaha menahan desahannya saat merasakan gerakan hidung Taylor yang merangkak naik ke relung payudara Tatiana.

"Hmm.." gumamnya dalam tidur.

Tatiana berusaha menghirup napas dalam dalam dan menghembuskannya dengan lambat agar tubuhnya tidak terlalu banyak bergerak sehingga membangunkan Taylor dari tidur lelapnya.

Aku butuh ke kamar mandi. teriak benak Tatiana yang memikirkan cara melepas diri dari lilitan tangan Taylor yang seperti tentakel gurita.

Kepalanya bergerak kekanan dan kiri mencari pergelangan tangan Taylor yang berada dibawah tubuh Tatiana. Tatiana berusaha mendorong lengan besar Taylor menjauh dari tubuhnya.

Terapi lengannya tak bergerak sedikitpun, membuat Tatiana Frustrasi menahan kebutuhannya untuk ke toilet. Tangannya bergerak lagi mengangkat kepala Taylor dari payudaranya, Taylor hanya menggumamkan hal tidak jelas semakin membenamkan kepalanya.

"Arghhh." 

Emergency Tatiana tidak dapat ditunda lagi. kesal dengan lilitan Taylor yang sama sekali tidak mengendur Tatianapun memukul kepala Taylor dengan keras. saat Taylor belum sempat mengaduh ria, Tatiana mendorong tubuh besar Taylor dan meloloskan diri menuju kamar mandi.

Tatiana hanya menggelengkan kepalanya setelah keluar dari kamar mandi saat melihat Taylor kembali tertidur dengan tubuh menungkup. kedua tangannya membentang lebar menyatakan kepemilikan atas tempat tidurnya, tidak menyisakan ruang sedikitpun untuk Tatiana.

Tatiana berdecak melihat jam di ponselnya. diapun bergegas menuju tempat tidur dan menggoyangkan lengan Taylor dengan tidak sabar.

"Bangun! Taylor bangun!!" Teriakan Tatiana tidak membuat Taylor bergeming sedikitpun. Tatiana kembali menggoyangkan tubuh Taylor dengan keras.

"Bangun!!! ini sudah pagi!!" teriak Tatiana didekat telinga Taylor.

"Kau harus cepet keluar dari apartemenku sebelum orang orang bangun! taylooor!!!!!" 

Ah, akhirnya

Kepala Taylor bergerak menghadapnya. matanya yang setengah terbuka mencoba mencari sosok Tatiana. kemudian senyum lebar merekah di bibirnya membuat Tatiana menaikkan sebelah alisnya, isi kepalanya menanyakan kewarasan Taylor Dawson. Tatiana terkejut saat lengan Taylor melingkar di lehernya.

"Tatiana, my lady.. aku merindukanmu."

"Apa kau mabuk?" Tanya Tatiana heran melihat kelakuan aneh Taylor. 

"ayo bangun!!"

"Biarkan aku tidur sebentar lagi." rengeknya sambil membawa tubuh Tatiana mendekat. kedua tangan Tatiana yang bersandar didada Taylor, menyangga tubuhnya untuk tidak jatuh ketubuh Taylor.

"Kalau kau tidak bangun juga, aku akan menggunakan kekerasan!" ancam Tatiana tapi Taylor malah melingkarkan sebelah tangannya ke pinggang Tatiana dan membawa tubuh Tatiana untuk rebah diatas tubuhnya.

"Hemm.. aku menyukai bibir ini saat dia berkata kasar." 

ujung jari Taylor mengelus bibir bawah Tatiana. Taylor terkekeh saat merasakan puting Tatiana merespon sentuhan darinya.

Tatiana memejamkan matanya dengan sedikit menggeleng mencoba mengembalikan kewarasannya. tubuhnya kembali mendorong tubuh Taylor.

"Kumohon bangun Taylor!" 

"Kau sudah membangunkanku my lady. apa kau tidak bisa merasakannya?" 

Taylor kembali terkekeh melihat wajah Tatiana yang merona merasakan kejantanannya yang berkedut dipaha Tatiana.

"Bukan itu yang kumaksud!"

"Benarkah?" tanya Taylor dengan wajah polos membuat Tatiana geram.

"Kau harus keluar dari apartemenku sekarang selagi kota ini masih tidur. Aku tidak mau mengambil resiko Taylor!"

Taylor menghela napas mendengar keluhan Tatiana, untuk yang kesekian kalinya mengenai tanggapan orang lain terhadap hubungan mereka.

"Apa?!" tanya Tatiana tidak sabar saat melihat wajah memelas Taylor.

"Paling tidak, bertanggung jawablah sedikit. kau sudah membangunkanku. Yang kumaksud disini bangun secara total." ucap Taylor memberikan penekanan pada kata katanya.

"Aku tidak mungkin keluar dengan 'dia' yang terbangun utuh." 

Taylor menggerakkan ujung jari telunjuknya mengikuti Tulung punggung Tatiana. mengirimkan gelenyar gelenyar menyenangkan ditubuh Tatiana.

"Tapi.."

"Kumohon.."

Oh, Tuhan siapa yang bisa menolak permohonan laki laki yang menggemaskan ini. bahkan malaikatpun akan turun untuk memenuhi segala keinginannya. 

Dan siapalah Tatiana yang sanggup menolak laki laki yang berwajah tampan yang memelas dan memamerkan tubuh sempurna tanpa lemak yang menjanjikan kepuasan dunia padanya.

"Please.." Tatiana menggigit bibir bawahnya.

"Baikla.."

Sebelum tatiana sempat menyelesaikan kata katanya Taylor langsung merubah posisi mereka hingga dia berada diatas tubuh Tatiana dan mengukungnya. dia terkekeh melihat Tatiana yang masih terkejut dengan mata melotot menatapnya.

"Apa ka.. hmm!" Taylor langsung membungkam mulut Tatiana dengan bibirnya memegang kedua pergelangan tangan Tatiana yang berusaha mendorong tubuhnya.

Taylor membawa tangan Tatiana untuk melingkar dilehernya, membawa jari jari lentik Tatiana ke tempat peraduannya. jari jari itu langsung merebahkan dirinya dirambut Taylor. 

Taylor sedikit mengerang saat Tatiana menjambak rambutnya kemudian mempererat pelukannya dileher Taylor sehingga bibir Taylor semakin merapat di bibirnya.

Tangan Taylor yang bebas sibuk menggerayangi kulit mulus Tatiana. menyentakkan kedua payudara Tatiana keatas tanpa menyentuh putingnya yang sudah mengeras.

"Ehmm.." Tatiana mulai gila akibat godaan Taylor. dia mengerang saat Taylor meremas kuat payudaranya. 

"Tay..lor.."

"Hmm.." 

"Ahh.." Tatiana kembali mengerang saat salah satu jari Taylor mengelus aerolanya dengan gerakan melingkar tapi tidak membiarkan sedikitpun jarinya untuk menyentuh puting Tatiana yang tegak.

"Taylor .." rengeknya.

"Katakan dimana kau menginginkan aku menyentuhmu." bisik Taylor di rahangnya. bibirnya kini mulai memberikan ciuman dan gigitan gigitan kecil di leher Tatiana.

"Disana.."

"Disini?" tanya Taylor kembali meremas payudara Tatiana dengan sengaja menghembuskan nafasnya di puting Tatiana.

"Argg.. bukan disana.. oh, Tuhan!" pekik Tatiana saat Taylor mencium bagian bawah payudara kanan Tatiana. menjilat.

"Jadi? katakan dengan jelas.." goda Taylor masih dengan gerakan tidak teraturnya meremas dan menjilat daging payudaranya.

Tangan Tatiana semakin kuat menjambak rambut Taylor hingga kepalanya mengadah kearah Tatiana yang memasang eksperesi kesal tapi napasnya yang tersengal menggambarkan gairahnya yang menggebu gebu.

"Diputingku!" 

Taylor terkekeh kemudian telunjuknya menjentik puting Tatiana membuat Tatiana kembali merebahkan kepalanya keatas kasur.

"Disini?" tanyanya lagi sambil mencubit kecil puting Tatiana.

"Hmm..ah.. ehm.."

Taylor hanya bisa terkekeh mendengar desahan dan erangan Tatiana. 

"Taylor.. lagi.." mata Tatiana memelas Memancarkan gairah membuat libido Taylor meningkat.

"As You wish my lady.

Kini bibir Taylor menggantikan jari jarinya diputing Tatiana. mengulum puting merah Tatiana dengan rakus. 

Tangannya yang bebas mengelus turun dari perut menuju paha Tatiana. dengan lihai jari jarinya berada di tubuh Tatiana yang paling sensitif.

Mencari intinya yang sudah membengkak. mengelusnya kemudian memasukkan jarinya yang lain kedalam tubuh Tatiana untuk membuat Tatiana mendekati klimaks.

Tatiana semakin keras mengerang dan mendesah. nama Taylor tak berhenti henti keluar dibibirnya. 

Membuat Tatiana menggelinjang nikmat merupakan sensasi tersendiri untuk Taylor. bukan hanya Tatiana tapi dia sendiripun merasakan kenikmatan tak tertahankan melihat tubuh dibawahnya melengkung meminta lebih.

Taylor membebaskan puting Tatiana kemudian kembali melumat bibir ranum Tatiana.

"Aku menginginkanmu sekarang."

"Hmm.."

"Aku membutuhkan didalam dirimu." geram Taylor disela sela ciumannya yang membuat kepala Tatiana mulai melayang kelangit ketujuh.

"Aku juga.. sekarang Taylor."

Tanpa menunggu komando lagi Taylor melebarkan paha Tatiana dan masuk kedalam tubuh Tatiana. mereka berdua mengerang saat kenikmatan menerpa mereka.

Dengan ganas Taylor mencengkeram pinggul Tatiana sehingga dia bisa masuk semakin dalam. Tubuh Tatiana yang terangkat mulai tersentak di setiap hujaman Taylor.

Liar, panas dan tidak pernah puas.

Hanya itu yang dapat dideskripsikan Tatiana dari cara bercinta Taylor. Taylor mengangkat tubuh Tatiana sehingga Tatiana duduk dipangkuannya. 

Mata Tatiana terbuka menatap pupil mata emas Taylor yang menyempit. kabut gairah tergambar jelas di matanya. masih dengan tubuh bagian bawah yang saling bertubrukan mencari kenikmatan, Tatiana terhipnotis dengan mata Taylor.

Jari jarinya bergerak menyentuh pipi Taylor yang penuh peluh. kemudian naik mengelus tulang hidungnya yang tinggi mancung turun ke bibir tipisnya yang terbuka dan mengeluarkan suara desahan yang membuat gairah Tatiana meningkat.

Alis cokelat gelap yang lebat membingkai diatas matanya yang berwarna emas. begitu cantik sekaligus misterius. mata itu kini menatapnya intens.

Tatiana memerah saat mata itu menyipit saat Taylor tersenyum. wajah paling manis yang tidak akan pernah bisa ditolaknya. rasanya begitu tidak adil Tuhan menciptakan makhluk Adonis ini kedunia.

Tidak akan ada satu wanitapun yang sanggup menolak pesonanya. mereka semua akan dengan senang hati menyerahkan diri mereka kepadanya. termasuk Tatiana, logikanya dengan keadaan menyedihkan kalah dan teronggok di ujung kamar saat kilauan pesona Taylor menghantamnya.

"Jangan memikirkan apapun." ucap bibir Taylor diantara jarinya. telunjuk Tatiana kini berada didalam mulut lihai Taylor. 

Taylor kembali menghujam keras berusaha menghilangkan kontrol Tatiana akan dirinya sendiri. mata yang menyiratkan gairah itu tiba tiba berubah sendu membuat Taylor segenap tenaga menghancurkan segala masalah yang berada di kepala Tatiana. Untuk membawa gadisnya kembali pada dirinya.

"Aku disini untukmu. gunakan aku, manfaatkan aku." bisik Taylor diantara relung payudara Tatiana yang membusung. Tatiana menggila, tubuhnya melengkung dengan tangan yang berada dibahu Taylor.

Taylor menyentuh tempat yang selama ini belum pernah dia tahu begitu nikmat. lagi Tatiana mengerang saat Taylor semakin dalam hingga menyentuh mulut rahimnya. tangan Taylor mencari cari klitoris Tatiana untuk membuat Tatiana semakin menggila, berteriak, mendesah dan mengerang.

"Taylor aku datang!" teriaknya, tubuh bagian bawahnya mengetat membuat kejantanan Taylor seperti diperas.

Merekapun mencapai langit ketujuh untuk kesekian kalinya meneriaki nama masing masing saat sensasi itu membakar tubuh mereka.

****

"Aku masih ingin bersamamu. tidak bisakah lima menit lagi baru aku keluar?" rengek Taylor didepan Tatiana yang sibuk mendorong punggungnya menuju pintu.

"Tidak Taylor! Harus sekarang keburu siang kalau lima menit lagi dan aku yakinkan itu bisa lebih dari lima menit." 

"Salahkan dirimu sendiri, mengapa begitu seksi? aku tidak bisa berhenti menyentuhmu." ujar Taylor yang kini sudah memutar tubuhnya hingga menghadap Tatiana. Tatiana memakai baju yang begitu besar hingga pahanya, Taylor tahu didalamnya dia tidak memakai apa apa.

"Taylor!"

"Oke-oke aku pergi tapi dengan satu syarat." Tatiana menaikkan sebelah alisnya.

"Ciumannya." Taylor merendahkan tubuhnya sambil memajukan bibirnya menunggu ciuman dari Tatiana.

"Hu-uh." tolak Tatiana.

"Kalau begitu aku tidak akan pergi." 

"Dasar keras kepala."

"Terserah. aku tidak akan bergerak sedikitpun sampai kau menciumku."

Bola mata Tatiana berputar melihat sikap kekanak kanakan Taylor. kedua tangannya kini terlipat didepan dada. lambang Dawson High School tampak jelas di jasnya membuat Tatiana meringis.

"Taylor.."

"..."

"Please.." Tatiana mencoba memelas berusaha menurunkan ego Taylor. Tatiana bisa melihat keraguan di mata Taylor, tahu pasti wajah memelasnya dapat meruntuhkan keegoisannya.

"Pleasee.." Tatiana mencoba sekali lagi. Tatiana seakan ingin melompat kegirangan saat Taylor mendesah kalah.

"Oke. aku pergi. tapi..." 

Taylor memeluk tubuh Tatiana erat hingga menempel di tubuhnya. 

"Aku tidak ingin kehilangan dessertnya." bibirnya langsung melumat bibir Tatiana. tanpa ampun membelai, menggigit dan merasai lidah Tatiana. kedua tangannya menangkup bokong Tatiana sehingga tubuh mereka semakin lengket.

Ciuman dan Remasan Taylor dibokongnya kembali membuat kewarasan Tatiana menguap. kesadarannya muncul saat merasakan celana Taylor yang mengetat di perutnya.

Jangan lagi!

Tatiana dengan kesadaran yang tinggal seperempat berusaha memisahkan diri dari pelukan Taylor. ciuman merekapun terhenti.

"Ciumannya sudah, sekarang pulanglah." ujar Tatiana dengan terengah engah. Taylor menggeram kesal.

"Oke aku pulang, tapi aku akan menagihnya lagi." serunya saat Tatiana menutup pintu.

Tatiana menyandarkan tubuhnya di belakang pintu. dadanya masih naik turun, terengah engah seperti orang yang habis berlari Kiloan meter. tangannya naik ke bibirnya yang membengkak masih bisa merasakan Taylor disana.

"Tuhan, lindungi aku." doa Tatiana yang sedikit demi sedikit mencampakkan logikanya dan semakin candu terhadap Taylor.

***

"Akhirnya!" seru Jack sambil merenggangkan otot-ototnya. 

"Seharusnya kau membantu kami dari kemarin. jadi, detensi ini bisa cepat selesai." ketus Jack kepada orang disampingnya yang masih duduk diatas meja rusak dengan senyum bodoh terpasang diwajahnya.

"Aku rasa otak bosmu sudah korslet Diego." Jack memutar jarinya di samping kepala.

Taylor langsung melempar kayu kecil yang berada di dekatnya ke punggung Jack.

"Dasar pengganggu kesenangan orang." gerutu Taylor kemudian beranjak dari gudang. "aku akan kembali kekelas. See you soon Jackie." 

Jack meringis merasakan kulitnya yang merinding saat Taylor memberikan kedipan mata padanya.

"Hueek.. aku rasa kau harus mencari baut dikepalanya yang terlepas. dia benar benar sudah mulai tidak waras." Jack menatap Diego yang membalasnya dengan senyuman.

"Dan sejak kapan namaku menjadi jackie. memangnya dia pikir aku peliharaan yang selalu menggoyangkan ekor setiap dia ada." gerutu Jack. Diego hanya mengusap kepala anak kecil disampingnya yang masih merengut.

"Biarkan tuan muda bahagia. jarang jarang aku bisa melihat senyum tulus terpasang diwajahnya."

"Kau bilang itu senyum tulus aku yang waras ini mengatakan itu senyum yang menggelikan!" Diego hanya bisa tertawa mendengar celutukan Jack.

***

Taylor setengah berlari saat menatap punggung Tatiana yang berada diatas gedung. 

Hanya dengan melihat punggungnya saja hatinya langsung berdebar debar. Taylor memegang dada kirinya merasakan degupan jantungnya yang tidak beraturan.

Tapi debaran senang itu seketika berubah menjadi amarah saat melihat dengan siapa wanitanya bicara dan tertawa.

Sosok tinggi dengan wajah menawan menghadap Tatiana yang tak lain tak bukan adalah pamannya.

Lihat saja, amarah Taylor menggelegak. kakinya berjalan cepat menuju lokasi Tatiana dan pamannya yang sedang asyik berduaan.

Langkah Taylor terhenti saat seorang gadis yang tidak dikenalnya menghalangi jalannya. 

"Aku ingin bicara. penting." ucapnya dengan suara lirih. Taylor yang sedang panas dingin ingin sekali memaki gadis didepannya.

Tapi makian itu tidak sempat keluar saat gadis itu menunjukkan ponselnya, membuat Taylor tidak bisa berkutik.

"Apa yang kau inginkan?" Suara geraman Taylor membuat bulu kuduk gadis itu berdiri tapi dia berusaha kuat melawan ketakutannya.

"Ikuti aku." sahutnya.

***

"Aku mewakili sekolah benar benar minta maaf atas perlakuan murid Dawson High School yang melakukan penyerangan terhadapmu." Ucap Mr. Harold tulus. wajahnya menampakkan penyesalan.

"Saya sudah tidak mempermasalahkannya lagi, sir." Senyum lemah terpasang diwajah Tatiana yang membuat Mr. Harold menaikkan sebelah alisnya.

"Well, awalnya saya benar benar trauma, takut, tidak percaya dan amarah menguasai saya tapi seiring waktu saya sudah semakin membaik. Seharusnya Anda tidak perlu repot repot meminta maaf.

"Tidak ini tanggung jawabku selaku wakil pimpinan. aku juga sudah menyiapkan surat drop out untuk mereka yang menjadi tersangka." bibir Mr. Harold membentuk garis lurus dia terlihat berusaha menahan amarahnya saat teringat kelakuan murid muridnya.

"Saya sangat berharap Anda melakukannya tapi dilain pihak saya ragu. hukuman seperti itu tidak akan membuat efek jera untuk mereka." Tatiana membuang napas.

"Saya hanya ingin mereka dihukum membantu penjaga sekolah membersihkan seluruh pelosok sekolah selama dua bulan sehingga mereka bisa mengerti arti jerih payah. mereka seperti ini karna harta orang tua mereka yang melimpah." nada suara Tatiana kini terdengar kesal. 

Mr. Harold menyentuh pundak Tatiana yang kaku. "baiklah, jika itu yang kau inginkan. Aku akan menghukum Josh dan kawan kawannya sesuai keinginanmu."

"Bukan hanya mereka."

"Maksudmu?"

"Satu orang lagi yang merencanakan penyerangan. orang yang ditelepon oleh Josh Kingsley."

Mata Mr. Harold menyipit. "Taylor maksudmu?"

"Ya?"

"Taylor Dawson, keponakanku. dialah yang dihubungi oleh Josh." Mata Tatiana melotot tak percaya akan pendengarannya.

"Ta.. Taylor yang merencanakan penyerangan..?" ujar Tatiana dengan suara yang bergetar.

"Josh dan kawan kawannya mengatakan seperti itu." 

Deg. Tatiana merasakan ulu hatinya sakit seperti ditusuk pisau dan dihantam sebongkah batu besar. 

"Tapi Taylor berkeras bukan dia yang menyuruh mereka. dia dijebak."

Kepala Tatiana yang awalnya terkulai kembali tegak menatap Mr. Harold yang terlihat gusar kemudian menghela nafasnya.

"Mengetahui kau disekap dia langsung mencari keberadaanmu."

"Taylor adalah anak yang memiliki banyak musuh sejak dia dilahirkan. Dia tumbuh dengan membawa kebencian orang orang padanya membuat dia menjadi laki laki keras kepala yang tidak bisa diatur seperti sekarang. sejahat jahatnya Taylor, dia masih punya hati.. dia tidak pernah menyakiti wanita. Aku mempercayainya dengan seluruh hidupku."

Ucapan Mr. Harold yang tersirat kesedihan itu membuat Tatiana hanya bisa tertegun.

"Aku harap kau masih mau bekerja disini."

"Aku.. kalau Anda tidak keberatan."

"Mana mungkin aku keberatan."

"Tentu saja kalau begitu. aku masih ingin bekerja disini."

"Syukurlah." senyum menawan menghiasi wajah Mr. Harold. 

Ah, senyuman sejuta pesona persis seperti yang dimiliki Taylor tapi kini dalam versi dewasa yang dengan mudahnya membuat wanita berjatuhan di pangkuannya.

***

Mereka turun sambil berbincang ringan menuju ruang guru. 

"Ma'am!" salah seorang anak laki laki yang Tatiana kenal dari perkelahian Taylor memanggilnya dari arah belakang. membuat Tatiana dan Mr. Harold menoleh bersamaan.

"Pagi, sir." sapanya yang disambut senyuman hangat dari Mr. Harold.

" Mrs. Bertha meminta Anda untuk membawa data kelengkapan peralatan labor kimia yang dimintanya kemarin."

Tatiana menepuk jidatnya, teringat dengan tugasnya. Tatiana pun memohon diri kepada Mr.Harold untuk pergi menuju labor kimia.

Mr. Harold awalnya mengajukan diri untuk membantu Tatiana tapi Tatiana menolak dengan halus kemudian berjalan cepat menuju labor kimia yang berada dilantai tiga.

Setelah melewati begitu banyak tangga akhirnya dia sampai di depan pintu labor yang tertutup. dia sama sekali tidak pernah berharap mendapatkan pemandangan yang kini berada didepannya saat membuka pintu.

Taylor dengan ganas melumat bibir gadis yang kewalahan dalam pelukannya.

Sesuatu yang panas kini membakar dadanya hingga ke kulit kulitnya. Tatiana pun menyentakkan pintu dengan keras hingga terbuka lebar. membuat pasangan sejoli didepannya melepaskan ciuman mereka.

"Maaf mengganggu kesenangan kalian."

-----------------------------------

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Please next chapter,
*puppy eye*