Sabtu, 18 Januari 2014

Sang Nouveau (chapter 5)


"Ayolah Tatiana.. aku menginginkan mu di ranjang sekarang"

laki laki berotot yang hanya memakai celana jeans dengan kancing yang terbuka menunjukkan kejantanannya yang besar bangkit dari ranjang menuju Tatiana yang sedang sibuk mengumpulkan tas dan sepasang wedges yang berserakan dilantai.

"Aku sudah bilang padamu dari awal. aku sedang tidak ingin James" Tatiana dan James silaki laki berotot saling berhadap hadapan.

"Aku benar benar minta maaf James, lain kali oke" Tatiana berjalan melewati James yang kesal karna frustrasi tak mendapat kepuasan.

"Tapi aku menginginkanmu sekarang!"

James membawa tangan Tatiana menuju ereksinya yang sudah membesar dibalik celana jeans. Tatiana meremas daging yang sudah keras itu sekuat tenaga membuat laki laki itu melepaskan tangannya mengaduh kesakitan.

"Jangan memaksaku James. aku bilang tidak, berarti tidak."

Tatiana meninggalkan James yang masih kesakitan memegang selangkangannya yang berdenyut. Tatiana bisa mendengar makian laki laki itu saat dia keluar dari apartemennya menuju lift.

James salah satu teman Louis, pacar Regina yang sudah lama mendekati Tatiana, james adalah laki laki yang baik sebenarnya, mapan dan bertubuh atletis yang pastinya sangat hebat diranjang tapi James memiliki satu hal yang membuat tatiana tak nyaman bersamanya.

James selalu menyodorkan sebuah hubungan lebih dari hanya sekedar seks yang belum mampu Tatiana jalani. Tatiana selalu menolaknya karna Tatiana masih tak berani mengambil resiko menjalani sebuah hubungan dengan perasaan yang dia sendiri tak yakin itu ada diantara mereka.

Jadi Tatiana memilih menjauh dari pada nantinya menjadi suatu hal yang tak bisa dikontrolnya.
Tatiana pergi dari apartemen James menuju apartemen kecilnya, ada beberapa laporan penelitian Profesor George yang belum selesai menantinya disana. pikirannya mulai beterbangan berusaha melupakan esai esai yang membuat kepalanya berdenyut.

Ini Minggu ketiga Tatiana belum juga melakukan sex dengan orang lain setelah kejadian malam tahun baru, selama tiga minggu tatiana hanya menggunakan vibrator untuk mengurangi stress dan frustrasinya yang mulai menumpuk.

Tatiana belum menemukan laki laki yang tepat untuk dibawanya ke ranjang. semua karna si tuan muda, Taylor tanpa nama belakang yang membuat standarnya akan laki laki menjadi tinggi.

Wajah tampan sempurna, kulit kencang dengan warna menggoda, senyum memikat dan alisnya yang sensual hanya ada padanya. Jari besarnya yang terlihat kasar tapi lembut saat masuk meminta Tatiana untuk jatuh ke tempat yang dinamakan surga kenikmatan berkali kali tanpa jeda.

Tatiana meringis merasakan bagian diantara kedua kakinya nyeri saat membayangkan sentuhan sentuhan Taylor yang masih dapat dirasakannya hingga sekarang.

Tatiana berlari kecil menuju apartemen kecilnya, dia ingin secepatnya sampai dirumah dan mengambil vibratornya untuk menghilangkan stres dan gairah yang tiba tiba muncul.

********

Minggu keempat

"Pagi, Tatiana"

"Pagi Prof. George, bagaimana dengan hasil final laporan penelitiannya Prof? Apakah para dewan dapat menerimanya?" tanya Tatiana penasaran pada laki laki tua yang menghilang dibalik loker.

"Ya, semua berjalan dengan lancar. Tapi ini bukan final Tatiana ini masih permulaan karna penelitianku ini masih bisa dikembangkan lagi"

"Oh ya? selamat Prof" jawab Tatiana girang.
Tatiana bersyukur penelitian ini masih dapat dilanjutkan yang berarti Tatiana masih dapat bekerja lagi. Tatiana sudah tiga hari ini cemas karna akan kehilangan pekerjaan yang paling disukainya.

"Tapi ada berita baik dan buruknya untukmu Tatiana" Profesor George menutup lokernya setelah memakai jas putih labor. wajahnya cemas menatap Tatiana yang bingung.

"Untukku?" Profesor George menganggukkan kepala.

"Berita buruknya, penelitian harus dilakukan di tempat penelitian ACL ( association chemical London) yang berarti aku akan berhenti untuk sementara dari kegiatanku disini untuk ikut dalam penelitian di london dan kau terpaksa harus berhenti dari penelitian ini."

Mulut Tatiana terbuka lebar, ingin mengatakan apa tapi Profesor George mengangkat tangannya membuat Tatiana menelan kembali kata katanya.

"Tapi masih ada berita baiknya Tatiana, kau tahukan Dawson High School, salah satu sekolah swasta ternama yang dibangun oleh Charlie Dawson ?" tanya Profesor George.

"Ya. semua orang di negara ini juga tahu sekolah itu Prof. itukan sekolah untuk anak anak orang kaya. Tapi kalau mengenai Mr. Dawson sendiri jujur saya tak mengetahui apapun tentang dia." Jawab tatiana yang sedikit bingung dengan arah pembicaraan ini.

"Temanku Harold Dawson adalah adik dari Charlie Dawson dan wakil kepala sekolah disana, memintaku untuk mengajar disana tapi tentu saja aku harus menolak untuk penelitianku, karna mereka sangat membutuhkan tenaga pengajar dan kau sangat membutuhkan pekerjaan maka aku merekomendasikan dirimu pada Harold untuk bekerja disana"

profesor George tampak ceria dengan beritanya sedangkan Tatiana tampak ngeri dengan ide profesor George.

"Tapi profesor George, saya tidak tahu caranya mengajar dan yang kita bicarakan disini adalah sekolah khusus orang kaya! mereka pasti memiliki standar yang tinggi dari seorang tenaga pengajar" keluh tatiana padanya yang sekarang berkacak pinggang mendengar Tatiana.

"Jangan menjadi penakut Tatiana, aku tahu kata takut tidak ada di dalam kamusmu. kau hanya perlu mengajar mereka seperti saat menjadi asistenku dikelas. dan gajinya tiga kali lipat lebih besar dari apa yang ku kasih padamu dari penelitian ini."

"Ta.. tapi itu berbeda Prof.." jawab Tatiana lemah

"Sssh.. Aku tidak ingin mendengar kata tapi atau kata tidak. kau akan menerimanya, oke. Nah sekarang mari kita bicara mengenai thesismu yang sudah hampir selesai itu."

Tatiana hanya bisa diam dan tak dapat mengatakan apa apa lagi. Laki laki tua didepannya ini memang selalu suka membuat keputusan sendiri.

Tatianapun pasrah akan nasibnya. dia dan Profesor mulai berbicara mengenai kelangsungan thesisnya yang sebentar lagi akan diujiankan.

*******

Pertengahan Minggu keempat 

Tatiana dengan penampilan seadanya masuk ke Dawson High School, bangunan yang tampak seperti puri istana dengan luas yang luar biasa mengingatkan Tatiana dengan Sekolah sihir Hogwarts. Kepalanya mulai berdenyut akibat rasa frustrasi dan tegang.

Baru kemarin telepon dari bagian personalia Sekolah ini meneleponnya meminta kehadirannya untuk melaksanakan interview langsung dengan Harold Dawson. perutnya mulai bergolak karna tegang. Tatiana masuk kebagian personalia yang ditata seperti lobi hotel.

"Selamat pagi. saya Tatiana Wald diminta datang untuk interview dengan tuan Harold Dawson" Tatiana bertanya dengan salah satu pegawai berambut pirang dengan dandanan lumayan menor.
wanita itu menatap penampilan Tatiana yang biasa, memakai kaca mata, rambut diikat kebelakang seadanya dan tanpa banyak polesan diwajahnya yang cantik.

"Mr. Dawson berada dikantornya dilantai dua, tunggu sebentar."
wanita itu mengangkat tangan dan menyuruh Tatiana untuk menunggunya yang sedang melirik kearah cermin di mejanya.

"saya akan mengantar Anda keruangan Mr. Dawson" Tatiana hanya mengangkat alis melihat tingkah wanita didepannya.

Mata Tatiana membesar melihat sekumpulan perempuan memakai seragam sekolah, mereka semua tampak seperti boneka Barbie yang berparade. dengan tubuh tinggi, kurus dan kulit yang cerah. Tatiana miris saat melihat dandanan super tebal yang membuat mereka semua tampak terlihat lebih tua darinya.

Tatiana masuk keruangan yang bergaya minimalis. dindingnya dihiasi lukisan lukisan cerah berwarna warni. seorang wanita tua bertampang sangar duduk didepan kantor yang bertuliskan wakil kepala sekolah.

"Silakan Miss Wald"

wanita yang mengantarnya kemudian pergi. Tatiana mencoba tersenyum saat wanita tua itu menatapnya tajam.

"Saya Tatiana Wald, sudah ada janji dengan Mr Harold Dawson" Tatiana kembali mendapat tatapan dari bawah hingga keatas tubuhnya.

Tatiana mulai tak senang dengan perlakuan orang orang disekolah ini yang sepertinya menilai seseorang dari penampilan. wanita tua itu berdiri dan mengitari meja kerjanya menuju pintu disamping Tatiana.

"Mr Dawson sudah menunggu Anda didalam" wanita itu membuka pintu mempersilakan Tatiana masuk kedalam. Teriakan pria yang memunggunginya mengejutkannya.

"Apapun caranya, bawa anak itu kesekolah! dia sudah tiga Minggu lebih absen tanpa keterangan yang tidak jelas! kau pengawalnya, bawa dia dengan paksa kalau perlu. kalau aku tidak bertemu dia hari ini disekolah, aku yang akan menarik lehernya sendiri ke sini. kau mengerti! Katakan padanya!"

Suara pria itu berat dan serak membuat Tatiana sedikit merinding saat mendengarnya yang berteriak ditelepon yang digenggamnya memunggungi Tatiana.

"Maaf sir, saya membawa Miss Wald yang sudah memiliki janji dengan Anda." wanita tua itu kemudian pergi meninggalkan Tatiana yang tiba tiba gugup dan menahan nafas saat melihat pria besar didepannya berbalik menghadapnya.

"Silakan duduk Miss. Tatiana Wald" senyum sensual merekah dibibirnya saat melihat Tatiana yang mulai keringat dingin.
_____________________________

Siapakah Harold Dawson??? Mungkinkah dia Taylor, pangeran berkuda putih Tatiana ?
Anda penasaran? sama saya juga? tetap saksikan suka.. suka
*ups sori salah program.

Dibikin TBC dulu ya dan secepatnya bakal dilanjutkan. jangan lupa kritik, saran dan votenya :D
Oh iya ini hanya cerita fiktif belaka kalau ada kesamaan nama atau keganjilan nama itu karna semua hanya karangan belaka. jadi ng usah dibawa serius. ini hanya bacaan biasa yang mungkin banyak unsur ketidaksengajaan --> author gaje *teplokin satu

Selamat membaca
Diana. W

Tidak ada komentar: