Rabu, 15 Januari 2014

Sang Nouveau (chapter 4)


Arrrrrrghhh!!!
Cerita ini benar benar membuatku frustrasi sendiri berharap cepat cepat dapat menemukan Tatiana dan Taylor tapi ide yang muncul mengatakan hal lain jadi beginilah hasilnya
Moga moga ng ngecewain yang membaca ya...(>.<)
baca juga ya yang d watty --> Sang Nouveau 4
Salam hangat
Dian. W




Tangan Taylor tak berhenti menyentuh tubuh polos gadis yang tidur terlelap diatas tubuhnya. Tubuh yang langsing tapi padat ditempat tempat yang disukainya. walaupun gadis itu larut dalam tidur tapi tubuhnya memberi respon terhadap sentuhan Taylor, membuat hasrat Taylor naik hanya dari desahannya.

"Tatiana?" Taylor memanggil namanya dengan kagum dan ada rasa memuja disuaranya yang berat karna gairah. tangannya meremas bokong Tatiana yang padat kemudian naik mengelus punggungnya. tangan yang lain mengambil sejumput rambut panjang cokelat gelap Tatiana membawanya untuk dicium, Taylor menghirup aroma rambutnya yang wangi buah buahan.

Tangannya yang berada dipunggung turun kesamping, menyentuh ringan payudaranya. tubuh Tatiana menggelinjang merespon.

"Bangun my Lady. Acara kembang apinya telah dimulai"

Tatiana menjawab dengan gumaman tak jelas kemudian terpekik karna cubitan Taylor di bokongnya. Taylor tertawa lirih memandang tubuh Tatiana yang bangun menjauh dari tubuhnya. tangan Tatiana mengelus bokongnya yang perih akibat cubitan Taylor.

Taylor ikut duduk didepannya, mengecup hidung mungil Tatiana, bibirnya, rahangnya terus hingga lehernya. tangan Tatiana mendorong tubuh besar Taylor kebelakang.

"Aku bisa mati. beri aku waktu istirahat" Tatiana merengek, badannya benar benar pegal karna aksi Taylor yang tak memberikan waktu jeda untuk memuaskan hasrat mereka berdua. Tatiana sudah begitu lelah tapi entah kenapa setiap Taylor menyentuhnya tubuhnya langsung melupakan kelelahannya dan ikut terbang kesurga kenikmatan bersama Taylor.

"Kau bisa kelewatan acara utama pergantian tahun." Taylor terkekeh melihat Tatiana yang cemberut lelah karna perbuatannya. "dari balkon kamar ini pemandangannya akan dua kali lipat luar biasa, percaya padaku" Taylor bangkit memakai celana boxernya mengambil tangan Tatiana untuk ikut dengannya kebalkon.

Tatiana menutup tubuh telanjangnya dengan seprai putih yang sudah kusut dan lepas dari tempat tidur karna percintaan mereka yang gila. Kamar taylor yang berada dilantai paling atas memberikan akses pada mereka menikmati bunga bunga kembang api dilangit secara dekat.

"Cantiknya" Tatiana takjub melihat pemandangan didepannya, senyum cerah berkembang dibibirnya, Tatiana melirik Taylor yang memandang wajah Tatiana yang terpantul cahaya kembang api. Taylor menarik pinggang Tatiana mendekat kepelukannya kemudian menciumnya.

"Happy New Year" bisik Taylor sambil membawa tubuh Tatiana ke sofa yang berada didinding jendela. Taylor menjilat sudut bibir Tatiana. kaki Tatiana terbuka duduk diatas paha Taylor. Tatiana memunggungi kembang api yang semakin berpijar dilangit.

"Kau tidak pernah puas ya?" tanya Tatiana heran melihat Taylor yang tak berhenti menyentuh. wajahnya menyeringai mendengar keluhan Tatiana. kedua tangannya menangkup payudara Tatiana.

"Kau gila! Ini diluar!" Tatiana memukul punggung tangan Taylor yang meremasnya.

"Mereka semua sedang sibuk dengan kembang api dan aku tak peduli dengan anggapan mereka." alisnya yang seksi melengkung menatap Tatiana yang mulai mendesah karna sentuhannya.

"Kau memang gila" Tatiana pun menjatuhkan dirinya kedalam pelukan Taylor untuk kesekian kalinya kalah dengan hasrat yang ditimbulkan Taylor. desahan dan teriakan mereka bercampur dengan suara ledakan kembang api dan hiruk pikuk keriangan kota.

*********

Tatiana terbangun teringat akan janjinya dengan tugas tugas laboratorium bersama profesor George. tangan besar melingkar di perutnya, memeluk dengan posesif. Tatiana melirik kebelakang melihat wajah tampan Taylor yang tertidur dengan pulas. Alis tebalnya mengeryit akibat tubuh Tatiana yang bergerak dipelukannya. Taylor tampak menggemaskan, mulutnya terbuka membuat Tatiana teringat dengan Leo, keponakannya.
Tatiana bergerak perlahan meninggalkan tempat tidur berharap Taylor tak terbangun.

Tatiana berjalan menuju kamar mandi dengan pakaian berkumpul ditangannya. jacuzzi menyambutnya disudut kamar mandi. Tatiana menjadi dilema, dia sangat ingin berendam dalam kemewahan jacuzzi tapi dia tidak bisa meninggalkan janji pertemuannya dengan profesor George yang tinggal beberapa menit lagi. Tatiana berusaha tak melihat jacuzzi, dengan cepat dia mandi dengan shower kemudian memakai kembali bajunya. Tatiana keluar mencari sepatu angkle bootsnya yang hanya tinggal sebelah. Tatiana menepuk dahinya saat teringat kejadian semalam, sebelah lagi masih tertinggal ditaman.

Taylor masih tertidur pulas dengan tangan telentang diatas tempat tidur saat Tatiana keluar dari kamar mandi dan berhenti disisi meja untuk menulis di kertas memo yang berada diatasnya.

Terimakasih. tadi malam begitu luar biasa
Tatiana
021-4739-xxxx

Tatiana tak akan pernah lupa dengan hubungan semalamnya bersama taylor dan berharap taylor akan menghubunginya setelah ini.

Tatianapun membungkuk diatas tempat tidur dan mengecup sangat lembut di pipi Taylor kemudian Tatiana menyelinap keluar dari ruangan dan masuk kedalam lift.

Tatiana menjadi tontonan para tamu dan pegawai hotel dilobi karna keluar tanpa alas kaki. Tatiana berusaha berjalan dengan percaya diri kemudian masuk cepat cepat kedalam taksi yang berhasil dipanggilnya menuju kampus.


************

"Ada apa Tatiana?" tanya laki laki tua bertubuh gempal memakai jas putih panjang yang berada didepan Tatiana. Tatiana menepuk dahinya teringat akan sesuatu setelah dia selesai membantu penelitian Profesor George laki laki tua yang sedang menatapnya heran.

"Tidak ada apa-apa Prof." Tatiana berusaha tersenyum.

"Apa pihak keuangan kampus masih tidak mau menerima proposal beasiswamu?" tanyanya sedih menatap Tatiana yang mengalihkan pandangannya dari Profesor George.

"Ya. mereka sangat ketat dalam hal keuangan Prof. aku juga sedang berusaha mencari pekerjaan sampingan lainnya untuk membayar uang kuliah. tidak usah khawatir Prof" Tatiana benar benar ingin menyelesaikan kuliah pasca sarjananya, dia ingin lebih mendalami ilmu yang didapatnya walaupun masalah keuangan menghalanginya.

uang yang didapatnya dari profesor George karna membantu penelitiannya hanya sanggup memenuhi kebutuhan sehari hari dan kerja sampingan disalon Regina sebagai pegawai administrasi tidak terlalu banyak menolongnya membayar uang kuliah

tapi Tatiana tak ingin putus ditengah jalan. dia adalah gadis ambisius yang selalu bisa mendapatkan apa yang di maunya, membuat profesor George selalu kagum dengan semangatnya.

"Aku berharap bisa membantumu Tatiana" Prof George lagi lagi menatap sedih Tatiana.

"Terimakasih Prof. kau sudah terlalu banyak membantuku" Tatiana menyeringai berusaha menjauhkan suasana sedih diantara mereka.

"Minggu depan mungkin aku tidak bisa datang ke kampus Tatiana karna akan ada seminar di London" Profesor George melepas jas putih labornya. Tatiana hanya menganggukkan kepala.

"Selamat berakhir pekan" profesor pun pergi meninggalkan Tatiana sendiri diruangan labor. tatiana kembali menepuk jidatnya.

"Bagaimana aku bisa lupa" suara Tatiana bergetar. Tatiana teringat akan handphonenya yang tergeletak jatuh di taman saat ketiga laki laki brengsek mencekam tangannya.

Tatiana terduduk dilantai marmer yang dingin memikirkan kecerobohannya. kepalanya berpikir bagaimana caranya menghubungi Taylor.

"Kenapa di saat aku menemukan pangeran berkuda putih malah harus jatuh kelubang sumur!" Tatiana merengek pada dirinya sendiri.

.***********

Sudah dua Minggu lebih sejak hubungan satu malamnya dengan Taylor. Tatiana mulai sibuk dengan dua kerja sampingannya disalon Regina dan membantu penelitian Profesor George untuk membayar uang kuliahnya yang mulai mendekati hari akhir pembayaran.

Tatiana tidak bisa mengurus handphonenya yang hilang atau meminta nomor yang sama karna prosedurnya yang lumayan ribet dan ongkosnya. dia berpikir untuk saat ini uang seperakpun sangat berharga dan dia tak bisa menyianyiakannya.

"Kau mau ke nightclub?" tanya Regina pada Tatiana yang tampak frustrasi memikirkan nasib keuangannya. "aku yang traktir" Regina menyenggol bahu Tatiana sambil menaikkan kedua alisnya.
Tatiana setuju, sekarang yang dibutuhkannya adalah sex untuk melampiaskan stresnya. Sudah lama dia tidak melakukan olahraga itu membuat Tatiana akan melahap laki laki pertama yang mendekatinya.
Dengan mobil Regina, mereka melaju menuju nightclub yang sudah mulai ramai. Tatiana memakai baju seminim mungkin untuk memamerkan lekuk tubuhnya yang menggiurkan pada laki laki hidung belang.
Mereka duduk didepan meja bar memesan beberapa alkohol sebelum turun untuk bergoyang dilantai dansa. Dua orang laki laki berbadan besar mendekati mereka.

"Mau berdansa beb?" seorang laki laki dengan rambut dikuncir bersandar di meja bar menampilkan otot otot perutnya yang dibalut tshirt putih ketat. mata Tatiana beredar memandang dari ujung kaki hingga ujung kepala laki laki didepannya.

biasanya Tatiana akan langsung membawa tubuh kekar itu kebelakang dan bercinta gila gilaan tapi kali ini tubuhnya mendingin tak bereaksi dengan tubuh keras didepannya. Tatiana menolak secara halus tawaran laki laki itu, membuatnya mencibir saat menjauh dari Tatiana.

Berapa jam Tatiana menghabiskan waktunya hanya dengan duduk di meja bar memandang Regina yang menari bersama laki laki berperawakan tinggi dengan goyangan tak senonoh membuat mereka jadi bahan tontonan pengunjung yang lain.

"Kau tidak turun?" teriak Regina menghampiri Tatiana yang murung. "Kau sakit?" tanyanya lagi sambil berteriak mengalahkan musik yang keras. Tatiana menegak minumannya lagi kemudian menggeleng.
Tubuhnya tak sakit tapi hasratnya yang tiba tiba hilang. duduk di kerumunan suara bising membuat suasana hatinya semakin buruk

"Aku membutuhkan pangeran berkuda putihku" jawab Tatiana menenggelamkan kepalanya kemeja bar.
_____________________________

Tidak ada komentar: