[18++]
__________________________
"Oh..ya.."
"Kau suka?"
"Ya Helena. Hisap lebih kuat.. "
"Seperti ini?"
"Ya.. ya seperti itu beb"
"Sss.. oh God, bibir mu benar benar luar biasa..ah.."
Helena
berjongkok dibawah Luke yang duduk dipinggir tempat tidur. Mendesah dan
mengerang menikmati bibir Helena yang berada dikejantanannya yang
berkedut dan mulai membesar.
Helena begitu pandai memainkan
lidahnya di ujung kejantan Luke. Membuat tubuh Luke menggelinjang, kedua
tangannya yang besar menggenggam kuat kepala Helena yang mulai maju
mundur menghisap dirinya.
"Oh.. my.. bibir dan lidahmu begitu menyiksaku.."
Luke kembali mengerang, saat lidah Helena menjilat dari pangkal hingga ujung kejantanannya.
Helena menjauhkan kepalanya tersenyum dengan bibir basah pada Luke yang menengadahkan kepalanya keatas.
Tangan
Helena tak berhenti mengurut kejantanan Luke. Mulut Luke yang terbuka
mendesah menerima sentuhan jari jari lentik helena. Setetes cairan mulai
keluar dari ujung kejantanannya.
Helena hanya meniupnya untuk
menyiksa Luke yang menggigit bibir bawahnya menahan tubuhnya yang
semakin menggelinjang tak sanggup menahan ereksinya lagi.
"Aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Aku butuh kau Helena. Aku ingin memasukkannya sekarang kedalam dirimu."
Luke menghentikan gerakan tangan Helena dan mengangkatnya ke tempat tidur.
Tubuh Helena yang masih berpakaian lengkap terhempas ketengah tempat tidur hotel yang begitu empuk.
Tatiana
tertawa melihat Luke yang masih memakai kemeja dan dasi tapi tidak
memakai celana berdiri didepannya. Kejantanannya yang sudah bengkak
mengacung keatas.
"Kau pikir keadaanku sekarang lucu?" suara Luke serak dan berat akibat gairah.
"Oh
Luke, bukan maksudku untuk menertawakanmu tapi penampilan mu sekarang
memang patut untuk ditertawakan. Bayangkan apa kata para direktur
direktur yang telah mempromosikan mu sebagai manejer yang baru
diperusahaan mereka?"
Sudut mulut Helena naik membentuk seringaian licik kearah Luke. Jari jari lentiknya berada dibibirnya yang basah dan merah.
Jakun
Luke naik turun memandang tubuh Helena yang begitu menggiurkan dibalut
kulit cokelat keemasan sempurna yang eksotis akibat berjemur dipantai.
Payudara
montoknya menampakkan diri dari belahan gaunnya yang rendah. Rambut
hitam panjang dengan ikal di ujungnya melengkapi penampilan Helena yang
begitu tak bisa ditolak birahi laki laki.
"Kau selalu menyiksaku
Helena, baik kata kata dan perbuatanmu. Kau memang seorang dominan
sejati" Luke merangkak menuju sisi Helena. Tangannya mengelus
pergelangan kaki Helena naik menuju pahanya.
"Bukankah kau menyukai menjadi submisifku?" alis Helena melengkung indah menatap Luke yang tampak merana menatap tubuh Helena.
"Ya. aku menyukainya. tubuhmu selalu memuaskanku." kedua tangan Luke meremas payudara Helena yang bulat dan montok.
Helena menarik kedua tangan Luke menjauh dari tubuhnya. Memutar tubuhnya hingga berada diatas tubuh Luke yang pasrah.
Helena selalu menyukai posisi ini, dia selalu suka menjadi pemegang kendali dan tak ingin Luke menyentuhnya.
Helena selalu suka melihat pria yang berada dibawahnya kesakitan karna mendamba pelepasan yang selalu ditahannya.
Itulah kepuasan bagi Helena menyiksa pria dibawahnya adalah hal yang paling disukainya.
Helena
membolehkan mereka menyentuhnya untuk simulatif tapi tetap dengan
kendalinya, mereka hanya bisa menyentuh apabila Helena memerintahkannya.
"Angkat tanganmu diatas kepala." Luke mengikuti kata kata Helena.
"genggam seprai. Jangan lepaskan sampai aku suruh" dengan patuh Jari jari Luke langsung menggenggam seprai diatas kepalanya.
Jari telunjuk Helena menyusuri rahang Luke turun menuju dadanya. Helena membuat lingkaran kecil di sekitar puting Luke.
Sentuhan
halus itu membuat tubuh Luke bergetar. Jari Helena kembali turun
menyentuh otot otot perut Luke yang sixpack berkat gym setiap hari.
Kejantanan
Luke sudah tegak dan mulai berkedut lagi. Helena terkekeh melihatnya,
jari jari Helena berlama lama bermain dipusar Luke.
"Aku rasa dia
hidup" tanya Helena sambil tertawa geli. Luke hanya memejamkan matanya
menahan dirinya yang berada diambang klimaks.
"Oh.. Luke. Lihat
punyamu gemetaran.. membuatku kasihan padanya." gigi Luke begemeretak
mendengar kata kata Helena. Wanita didepannya terus menyiksa sambil
tertawa geli.
"Aku rasa dia perlu selimut sebelum dipanaskan Luke"
Luke
langsung bangkit, dia benar benar lupa dengan yang satu itu. Helena
kembali mengangkat alisnya melihat Luke yang berpikir keras. Helena tahu
pasti apa yang dipikirkan Luke
"Berhubungan tanpa pengaman? lupakan saja." Helena turun dari tempat tidur. Memakai jaket tebal dan tasnya.
"Kau tahu pasti dengan mottoku Luke safety first. No condom no sex"
"Maaf Helena aku benar benar lupa. ku mohon kali ini saja bantu aku." Luke menunjuk kearah kejantanannya yang membesar.
"Poor Luke. kau punya tangan, puaskan dirimu sendiri" Helena dengan santai meninggalkan kamar hotel menuju lift.
Dengan elegan memanggil taksi dan meninggalkan Luke yang merana didalam kamar hotel sendiri.
Helena adalah gadis yang berpendirian keras dengan prinsipnya dalam berhubungan sex.
Hanya
ada dua cara aman dalam berhubungan sex yaitu dia harus meminum pil
pencegah kehamilan atau mereka yang memakai pelindung. karna Helena
tidak suka meminum obat jadi dia memilih opsi kedua.
Para pria yang ingin berhubungan dengannya tak bisa menolak itu.
Dia tidak ingin hamil lalu menikah dan tunduk dibawah laki laki.
Tidak!
tidak akan pernah hal itu terjadi! dialah yang berkuasa, dia harus
berada diatas mereka dan menginjak injak harga diri mereka yang selalu
buta akan gairah.
_____________________________
Masih prolog loh ya...:D
Moga
moga bisa cepet bikin part 1-nyaTapi mesti abis dulu HURT ENOUGH. ntar
kalau yang ini di publish dulu endingnya ketahuan jadi ng seru lagi..
*pembelaan diri, bilang aja belum ada ide #plakk
Banyak edisi pedasnya(?) ng?
Hmmm.. 50:50 mungkin tapi tergantung pembaca sih maunya banyakin bumbu pedasnya apa kagak?
Ditunggu komentnya mengenai bumbu pedas#plakk
Okey
Selamat menikmati
Diana.w

Tidak ada komentar:
Posting Komentar