Senin, 13 Januari 2014

HURT ENOUGH (chapter 7)

Saya benar benar berterima kasih atas dukungan semua yang sudi membaca cerita amatir saya 
*bungkuk dalam dalam

Vote dan komen kalian adalah bonus yang luar biasa setelah berhasil menyelesaikan satu chapter...
Silakan klik link dibawah ini
hurt enough chapter 7 
Semoga ng bosan dengan cerita saya

Salam hangat

Diana. W

Peringatan!
Edisi dewasa
Bagi yang belum akil baliq 
diharapkan untuk tidak membaca cerita ini
________________________________

Aku berjalan ditanah yang becek tanpa alas kaki. kedua tanganku sibuk menarik samping celana longgar ku keatas. aku benar benar ingin memukul kepala bodoh Kyle dengan apa saja sekarang supaya dia sadar dengan kebodohannya. dasar bodoh! Kyle sialan! Dasar otak udang! brengsek!

Mulutku terus memaki maki Kyle berusaha menghentikan perih hatiku dengan kemarahan. aku sekuat tenaga menahan air mata. aku tidak ingin terlihat lemah saat ini, 

Sebegitu cepatnya suasana berubah dari malam yang panas dan bergairah menjadi pagi yang panas karna perang mulut yang terjadi beberapa menit yang lalu. urg! aku mengerang geram dalam hati. tiba tiba kilat menyambar diiringi hembusan angin kencang

"Luar biasa, sekarang apa? hujan lebat?" kepalaku menengadah menatap langit. seakan menjawab pertanyaan ku hujan lebat langsung mengguyurku. aku menghentakkan kaki berusaha berlari mencari tempat berteduh.

Mobil Chevy pick-up berwarna biru gelap berhenti didepanku. dari dalam tampak Kyle yang lebih kusut dariku berteriak.

"Masuk kedalam mobil, Joanna!"

aku yang sudah basah kuyup hanya menatap marah kepada Kyle yang tampak lebih marah padaku.

"Sekarang!" suara Kyle beradu dengan petir yang menyambar tak jauh dari kami. aku tetap tak bergeming sama sekali.

"Aku tidak akan mau masuk kedalam mobilmu!" balasku berteriak. 

"Jangan membantah Joanna, atau aku.."

"Atau apa? katakan kau mau melakukan apa padaku?!"

"Jangan bertingkah konyol Joanna! cepat masuk!" perintah Kyle.


"Kaulah yang konyol Kyle, kau dan otak gila mu!"

Kyle keluar dari mobil menuju kearahku yang mulai menggigil kedinginan. sebelum aku bisa kabur Kyle sudah mengangkat tubuhku kepundaknya.

"Turunkan aku Kyle! aku tidak mau masuk mobil!" tanganku yang bebas terus melemparkan pukulan ke punggung Kyle. kakiku menendang nendang perut Kyle.

**********

Aku terbangun akibat suara mobil tua yang cempreng dan jalan yang buruk membuat mobil bergoncang. mataku yang terbuka langsung menatap wajah Kyle didepanku yang sedang fokus menyetir. aku tersadar dengan keadaanku yang sudah memakai baju lengkap.

"Kyle, kita mau kemana?" tanyaku

"Kau sudah bangun?"

Kyle menatapku sebentar dan menatap kedepan lagi. aku hanya menggeliat merasa puas dengan tidurku. tubuhku terasa ringan tapi bagian bawahku masih terasa perih setiap aku mencoba mencari posisi duduk yang enak.

"Kita mau kemana?" Tanyaku lagi sambil melirik keluar yang penuh dengan tanah berwarna hijau yang luas, aku tidak melihat rumah sama sekali. aku melirik kearah Kyle yang masih diam tak menjawab pertanyaanku.

"Kyle?"

"Aku akan mengantarmu kembali kehotel Joanna" aku bagai disiram air dingin mendengar perkataan Kyle.

"Kau tahu apa yang akan ku lakukan jika kau mengantarku kembali kehotelkan?"

"Aku tahu, katakan saja pada Helena atau siapapun tentang tindakan ku menculik mu. kau juga boleh melaporkan hal ini kepada polisi." kemarahanku tersulut mendengar ucapan Kyle.

"Putar balik!" protesku padanya. Kyle tak merespon teriakanku. "aku bilang putar balik!" tanganku menggapai setir mobil membuat mobil berjalan diluar kendali. Kyle langsung menginjak rem. Mobil berhenti mendadak membuat tubuh kami tersentak kedepan.

"Kau benar benar gila, kita bisa mati konyol!" teriak Kyle. mata abu abunya membelalak menatapku.

"Bukan aku yang gila tapi kau! setelah apa yang terjadi pada kita selama beberapa hari ini dan tadi malam, kau mau membuangku?!" 

"Siapa yang mengatakan aku membuangmu?"

"Lalu? kenapa kau membawaku kembali kehotel?" tanyaku putus asa.

"Aku merasa ini semua sudah terlalu jauh Joanna, semua ini salah. tak seharusnya aku memperlakukan mu seperti itu!"

"Kau menyesal dengan apa yang kita lakukan semalam?" Bisikku, suaraku bergetar tak sanggup mendengar jawaban Kyle. Kyle hanya diam menatapku.

"Ya, aku menyesal."

"Brengsek"

 Kedua tanganku naik memukul tubuh Kyle yang bisa kucapai. Kyle memanggil namaku tapi aku terus memukul tubuhnya dengan kalap. air mataku jatuh berderai tak kuasa kubendung lagi. Kyle memegang kedua pergelangan tanganku menghentikan gerakanku.

"Joanna... Dengarkan aku dulu joanna. aku tidak ingin memanfaatkan mu dengan kondisi ku sendiri yang labil, aku tidak seharusnya memaksamu dan demi Tuhan kau perawan! seharusnya kau menghentikanku!" dahi Kyle berkerut ngeri memandangku.

"Aku menyerahkan diriku sendiri Kyle kau sama sekali tidak memaksaku, berhentilah bersikap kalau semua ini salahmu!" Protesku padanya. "bawa aku kembali pulang kerumah Kyle" Kyle memejamkan matanya menggeleng.

"Aku tidak bisa Joanna" kuhentakkan tanganku untuk melepaskan genggaman Kyle. aku pun keluar dari mobil. 

"Silahkan Kalau kau tak mau membawaku pulang, Aku bisa pulang sendiri!" pintu mobil kuhempas saat menutupnya. 

"Urg! Kenapa kau begitu keras kepala?!" Kyle ikut keluar dari mobil mencoba menghalangi jalanku. "apa mau mu sebenarnya Joanna?" tanya Kyle frustrasi.

"Kau. Yang aku mau hanya kau Kyle." Jawabku mantap. Kyle hanya diam menatap mataku seperti mencari cari sesuatu didalamnya, dia mulai menggeleng gelengkan kepalanya mencoba menepis apa yang kukatakan padanya.

"Aku melakukan ini karna aku mencintaimu Kyle."

dengan mantap kukatakan perasaanku padanya, tidak ada lagi jalan untuk mundur atau kabur. aku harus melakukannya. 

"Tidak Joanna, kau hanya simpatik padaku"

aku benar benar naik darah mendengar perkataan Kyle yang bodoh mencoba menepis semua yang jelas jelas ada didepan matanya. Kedua tanganku naik menyentuh pipi Kyle mendekatkan wajahnya pada wajahku.

"Aku mencintaimu Kyle. aku jatuh cinta padamu. sebelum kau menculikku, sebelum kau berhubungan dengan Helena bahkan sebelum kau menyapaku" aku menatap mata abu abu Kyle lekat.

"Aku pernah mencoba untuk menyerah, melawan dan menolak perasaan ini, tapi ini membunuhku dan aku tidak ingin merasakannya lagi" Kyle memejamkan matanya berusaha meresap semua perkataanku. 

"Katakan sesuatu Kyle, kalau kau hanya diam saja membuat hatiku semakin sakit" Kyle membuka matanya.

"Aku..."

logika dan perasaan Kyle tampak saling berperang dikepalanya membuat lidahnya kelu untuk berbicara. ku lepaskan tanganku darinya. Aku membiarkan Kyle yang diam terpaku tak tahu harus berbuat apa saat melihatku pergi melewatinya.

Kyle mengacak acak rambutnya, dia benar benar dilema menghadapi pernyataan ku. aku tahu dia masih menginginkan Helena tapi aku yakin dia dihati kecilnya yang paling dalam dia juga menginginkanku.

Kyle hanya tak mau menerima kenyataan itu dan tak mau menghadapinya, dia berusaha menekan keinginannya akan ku jauh tempat paling dalam.

*********

Kyle menjatuhkan tubuhku ke kursi mobil. dia masuk dan menutup pintu. kursi mobil menjadi basah akibat tubuh kami yang basah kuyup karna hujan. Kyle langsung menindihku dan menutup mulutku yang akan memprotes dengan bibirnya membuatku menelan kembali makianku.

Ciumannya berbeda dengan yang ciuman tadi malam, ciumannya kali ini lebih menuntut, lebih kasar membuatku kewalahan untuk mengimbanginya. udara diparu paruku dengan cepat menipis membuatku mulai megap megap mengambil udara disela sela ciumannya. 

Tangannya memegang kerah t-shirtku dan merobeknya menjadi dua, membuat payudaraku terekspos jelas tanpa ada yang menghalangi. 

Tiba tiba Lidahnya masuk begitu saja menggoda lidahku, membuatku kehilangan kata kataku untuk memprotes perbuatannya dengan t-shirtku satu satunya yang dia pinjamkan. 

Tanganku bergerak menyentuh kulit Kyle ingin merasainya, tapi tangan Kyle menangkap tanganku dan membawanya keatas kepalaku dan mengaitkan jariku dengan jarinya. bibirnya turun membelai setiap inci leherku. aku mengerang menikmati sensasi yang diberikan Kyle.

Kyle memegangi kedua tanganku dengan satu tangannya, tangan yang lain turun menangkup payudaraku. matanya terus melihat gerakan tangannya yang begitu pas menggenggam payudaraku yang bulat. membuatku menggelinjang dan merasakan sesuatu yang basah dibagian bawahku.

"Apakah masih sakit?" tangan kyle turun kebawah. Melihat eksperesiku yang ditepi orgasme. aku menggigit bibirku menatap mata Kyle yang berkabut saat melepas celanaku.

"Aku bisa menahannya, jangan berhenti menyentuhku." pintaku. kedua tangan Kyle kembali menggenggam tanganku yang berada diatas kepalaku dan meremas tanganku pada setiap dorongannya.

"Aku mencintaimu" aku terisak mengucapkannya, rasa perih dan nikmat bercampur menjadi satu. Gerakan kyle menjadi lebih kasar membuat kuku ku menancap di tangannya.

"Aku mencintaimu Kyle" Kyle membalas dengan hujaman-hujaman kuat setiap aku mengucapkan tiga kata itu bagian dalam tubuhku menegang bersamaan dengan dorongan yang kuat.

Kyle tahu aku sudah dekat dia menciumku untuk meredam teriakanku, kami pun jatuh kedalam kenikmatan klimaks yang luar biasa. Kyle membawa tubuhku yang lelah untuk berbaring diatas tubuhnya yang hangat.

"Kita akan kembali kerumahkan?" tanyaku terengah engah.

"Ya" jawab Kyle semakin mendekap tubuh polos ku merapat ketubuhnya



Tidak ada komentar: