Sabtu, 11 Januari 2014

Sang Nouveau (chapter 1)


Toet.... Toet... (Kalau Terompet tahun baru udah sumbang gini nih bunyinya)- ng penting banget lewatkan aja
Aduh ng tau mau ngomong apa..
Hanya dua yang saya minta Koment dan votenya silakan klik link dibawah ini
Sang Nouveau 1

Hahay (dasar author maruk)
Ditunggu loH ^^
Selamat menikmati
XOXO
Diana.W

__________________________

Tatiana keluar dari bar yang penuh sesak dengan kerumunan orang orang yang datang untuk merayakan pergantian tahun. Sorak sorai di jam 10 malam sudah begitu luar biasa, jalan dipenuhi begitu banyak pasangan pasangan yang bergandengan tangan.

Tatiana memasang syal cokelat wol ya keleher berusaha menghalau udara bulan Desember yang dingin menusuk hingga ke tulang. Tatiana memutar matanya setiap pasangan lewat didepannya, dia tidak ingin matanya menjadi sakit melihat pemandangan yang menusuk hatinya lebih dari udara dingin.
Telepon genggam Tatiana yang berada di saku mantelnya bergetar dan mulai mengalunkan lagu rihana - we found love

Dengan nada maksimal. Tatiana buru buru merogoh saku mantelnya. nama Regina terpampang di layar handphonenya.

"Urg" Tatiana tidak ingin mengangkatnya tapi suara rihana terus mengalun menjadikan Tatiana bahan tontonan pejalan kaki. Mau tak mau dia mengangkatnya.

"Kembali ke bar Tatiana!" Tatiana menjauhkan handphonenya dari telinga.

"God, kau bisa menghancurkan gendang telingaku Regina."

"Aku sangat mengharapkannya" ketus Regina "aku benar benar berharap gendang telinga mu robek karna tidak pernah mau mendengarkan perkataan ku!"

"Ayolah Regina jangan mendramatisir keadaan." Tatiana bisa mendengar geraman Regina. "Aku minta maaf. Oke"

"Ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan kata maaf, Tatiana! Setiap kali aku mengajakmu keluar kau pasti selalu kabur ditengah tengah acara! Berhentilah bersikap seperti anti sosialis Tatiana!"keluh Regina panjang lebar.

"Aku tidak anti sosialis Regina" Tatiana menjauh dari jalan mencari tempat sepi untuk leluasa menjawab telepon Regina.

"Oh ya? Jawab aku kapan terakhir kali kau berkumpul dengan teman teman kampusmu atau teman mu yang lain selain aku atau Profesor George?"

"Hmmm...." Tatiana duduk di sebuah taman kecil dibelakang pertokoan. Dahinya berkerut mencoba mengingat ingat. Sepanjang harinya dia habiskan di laboratorium kampus membantu Penelitian Profesor George, malam pun dia habiskan untuk menyelesaikan esai esainya digelar master.

"Dan kapan kau terakhir kali berhubungan dengan laki laki? Selain Profesor George dan collega laboratoriummu?"

"Kira kira dua Minggu yang lalu. Urg! Aku menjadi mengingat hal buruk" Tatiana mengeryit, dia teringat akan laki laki yang ditemuinya di sebuah bar. Tatiana yang sedang mengalami frustrasi berat selalu melampiaskannya dengan sex. Laki laki yang ditemuinya benar benar tidak gentleman, dia hanya memuaskan dirinya sendiri dan sama sekali tidak memuaskan Tatiana yang membuat Tatiana bosan setengah mati saat mereka melakukan sex.

"Tatiana cobalah membangun sebuah hubungan. Jangan terus melakukan one night stand saja. Aku mencemaskanmu" suara lirih Regina membuat Tatiana Memutar matanya.

"Aku belum menemukannya Regi"

"Menemukan apa? Pangeran berkuda putih? Urg! Tatiana kau adalah perempuan paling pintar sekaligus paling idiot yang pernah ku kenal. Kau hidup di dunia nyata Tatiana laki laki yang sempurna seperti itu hanya ada di dunia dongeng!"

"Terima kasih atas pujiannya, mau dunia nyata ataupun dunia dongeng. Aku yakin akan menemukan pangeranku" Tatiana terkekeh mendengar geraman putus asa Regina.

" aku hanya berharap kau dapat menemukannya sebelum kau berubah menjadi tua dan mengerikan! Pangeran tampan tak ingin menikah dengan wanita tua, mereka selalu menyukai yang fresh Tatiana"

"Terima kasih sekali lagi atas nasihatnya Regina. Bye~" Tatiana menghela nafas. Regina selalu ribut kalau sudah menyangkut dengan status Tatiana yang masih single.

'Umurku baru 23 tahun di tahun ini, masih banyak waktu' Tatiana mengeluh dalam hati. Dia tidak membenci keadaannya sekarang tapi dia juga tidak terlalu menyukainya. Dia hanya belum siap menjalani sebuah hubungan yang menekan dimana pikirannya sekarang lebih fokus menyelesaikan gelar masternya di bidang kimia.

Tatiana tersadar dari lamunannya saat 3 orang laki laki mendekatinya. Tatiana langsung berdiri berencana segera pergi dari tempat itu. Lengannya ditahan salah satu laki laki yang badannya tak lebih besar dari badannya.

"Mau kemana manis?" Tatiana berusaha melepaskan genggamannya.

"Jangan kurang ajar. Aku bisa berteriak atau memanggil polisi" Tatiana menunjukkan handphone yang digenggamnya kepada mereka yang disambut dengan tawa keras.

"Ini malam tahun baru beb, tak akan ada yang mau mendengar dan menjawab panggilanmu" laki laki berambut pirang gempal terkikik membuat Tatiana merinding mendengarnya. Dua laki laki yang lain maju mendekatinya.

Handphone yang digenggamnya jatuh saat Kedua tangannya dipegang membuatnya kesulitan untuk memberontak. Saat laki laki didepannya mulai menggerayangi tubuhnya. Kaki Tatiana dengan cepat menendang bagian vitalnya membuat laki laki itu tersungkur jatuh ke tanah.

"Rasakan! kau kira aku akan diam saja! Tolong!!!! Tol..." Mulut Tatiana langsung dibekap laki laki yang berada dibelakangnya.

"Apa yang kau lakukan?! Bisa bisanya k.o dipukul perempuan!" laki laki yang berada disamping Tatiana ikut memaki kawannya yang masih meringis kesakitan ditanah.

Tatiana sibuk menggerakkan badan dan kepalanya berusaha melepaskan diri dari mereka. Laki laki dibelakangnya semakin kuat membekapnya. Tatiana menghantamkan belakang kepalanya ke kepala laki laki dibelakang dengan keras membuat laki laki itu mengaduh dan melepaskan bekamannya. Tatiana langsung berteriak lagi dengan kencang

"Dasar jalang" Laki laki yang menahan tangannya langsung menampar pipi Tatiana membuat Tatiana sontak terdiam. Tamparannya sangat kuat membuat kepala Tatiana pusing.

"Hei!! Apa yang kalian lakukan disana!" Teriak seseorang dari jauh. Tubuh Tatiana yang tadinya ditahan kini terlepas membuatnya jatuh ketanah. Pipinya berdenyut akibat tamparan kuat. Mata Tatiana menyipit melihat kearah asal suara yang sudah berada didepannya.

"Apa yang kalian lakukan di wilayah ku?!" Geram laki laki tinggi dan tampan memakai jas hitam yang terbuka menampilkan kemeja putih yang disetrika rapi kontras dengan tiga laki laki bajingan yang bertampang lusuh dan bengis yang membentuk benteng menghadapi laki laki didepan mereka.

"Wilayahmu?"

"ya. Apa aku perlu menyebutkan namaku? baru kalian bisa lari terbirit birit?" tanyanya dengan eksperesi mengejek.

"Jangan banyak bicara" laki laki gempal yang menamparnya melayangkan pukulan kewajah laki laki itu. Untung saja dia bisa menghindar dan menangkap tangan laki laki gempal itu dan memelintirnya, membuat laki laki bertubuh gempal itu terpelanting kedepan.

Tatiana hanya bisa diam tercengang melihat perkelahian didepannya. Tiga lawan satu, benar benar tidak adil. Tatiana mencoba berdiri menepis rasa pusingnya. Dia pun melepas sepatu angkle bootsnya dan melemparnya ke kepala laki laki yang tadi sempat menggerayangi tubuhnya.

Lemparan Tatiana tepat sasaran mengenai kepalanya. Laki laki itu berbalik, tampangnya tampak bengis, menuju Tatiana. Laki laki yang ingin menyelamatkannya sedang sibuk menghajar dua laki laki lain.
Tatiana berusaha melarikan diri dengan sebelah kakinya tanpa alas kaki. Tapi laki laki bengis mengejarnya berhasil menjambak rambut panjang Tatiana dan membuat Tatiana kesakitan.

" dasar perempuan jalang. Kali ini akan kubuat kau menyesal " tangan Tatiana sibuk menahan rambutnya yang dijambak berusaha mengurangi rasa sakit. Tubuh laki laki itu berada dibelakang Tatiana. Benda dingin menusuk lehernya.

"Jangan bergerak atau pisau ini akan langsung menggores leher panjangmu" bisik laki laki itu di telinga Tatiana. Tatiana meringis kesakitan. Dia bisa merasakan darah mulai mengalir keluar dari tusukan pisau dilehernya.

" berhenti! Atau aku akan menusuknya!" Ancaman laki laki yang dibelakang Tatiana. Membuat laki laki yang ingin menyelamatkannya menghentikan pukulan kewajah laki laki yang sudah babak belur di bawahnya.

"Lepaskan tanganmu dari mereka!" Perintahnya sambil menunjuk nunjuk dengan pisau yang dipegangnya. Laki laki itu melepaskan tangannya dari tubuh laki laki yang babak belur dibawahnya.
Kedua laki laki yang babak belur bergegas bangkit dan menahan kedua tangan laki laki yang menyelamatkannya. Eksperesi Tatiana begitu cemas dan ketakutan sedangkan laki laki didepannya hanya tersenyum, wajah tampannya menunjukkan ekspresi senang walaupun kedua tangannya ditahan.


Tidak ada komentar: