~You and I go hard at each other like we're going to war.
You and I go rough,
we keep throwing things and slamming the door.
You and I get so damn dysfunctional,
we stopped keeping score.
You and I get sick, yeah
I know that we can't do this no more.
Yeah, but baby there you go again,
there you go again, making me love you.
Yeah, I stopped using my head,
using my head, let it all go.
Got you stuck on my body,
on my body, like a tattoo.
And now I'm feeling stupid,
feeling stupid, crawling back to you~
Lagu One more night milik Maroon 5 bergema didalam mobil Arthur. Helena hanya terdiam, merasa pusing dengan hari yang berlalu begitu cepat Sehingga tak memberikannya waktu untuk berpikir jernih.
Setelah perdebatan sengit mereka tadi malam mengenai bayi dan pernikahan. paginya Arthur kembali muncul didepan pintu apartemen Helena dengan setelan jas lengkap konservatifnya yang begitu rapi tanpa cela.
Membawa Helena yang masih dalam keadaan linglung ke pengadilan. Arthur telah mempersiapkan semua hal mengenai pernikahan mereka di catatan sipil yang hanya dihadiri hakim dan dua orang saksi yang dibayar.
Arthur tidak memberikan sedikitpun waktu untuk Helena berpikir kembali mengenai akibat akan keputusannya memberitahukan hal bayi mereka kepada Arthur.
Yang ada didalam benak helena hanyalah, dia harus menikah dengan ayah biologis si jambang bayi sebelum bayinya lahir kedunia. tidak pernah sedikitpun terlintas dalam pikirannya mengenai hal hal rumit seperti harus tinggal bersama dan mengganti nama belakangnya menjadi Nyonya Helena Morrison.
Helena menatap Arthur yang berdiri menghadapnya dengan penuh keyakinan dan percaya diri. Helena hanya menyipitkan mata, sangsi akan kepura puraan yang ditunjukkan Arthur.
Dia menjawab janji pernikahan yang sakral tanpa memutuskan kontak matanya kepada Helena. menunjukkan kepada para saksi kalau mereka benar benar pasangan yang sedang kasmaran dan tak ingin berpisah.
Sedangkan Helena berusaha menahan tubuhnya yang gemetar saat mengucapkan janji pernikahan mereka.
Helena hanya terkesiap melihat cincin emas polos yang dibawa Arthur, saat hakim meminta mempelai pria untuk memasangkan cincin dijari manis mempelai wanita. Dengan senyum yang kelewat manis menurut Helena, Arthur menyematkan cincin ke jari Helena.
"Silakan mencium istri Anda."
Arthur awalnya hanya berdiri diam saat mencerna kalimat yang diutarakan hakim sedangkan tubuh Helena menegang.
"Silakan." pinta hakim sekali lagi.
Arthur mengangguk, dengan kaku tangannya menangkup pipi Helena dan mencium pengantinnya.
Bagai mencicipi seteguk wine, bibir arthur mendarat dibibir helena. menekan dengan lembut kemudian bergerak merasainya.
arthur seharusnya berhenti tetapi bibirnya tidak ingin berpisah dengan kelembutan bibir penuh helena. wine yang dirasainya sekarang membuatnya ketagihan.
Ciuman biasa yang diberikan Arthur seketika berubah menjadi ciuman panas saat Helena membalas ciumannya.
Helena menggerakkan kepalanya kesamping untuk memberikan akses kepada mulut Arthur mengeksplorasi mulutnya.
Kedua tangan Arthur semakin erat menangkup pipi Helena dan membawanya lebih dekat. tangan helena spontan melingkar di leher Arthur.
Ciuman mereka bagai magnet yang melekatkan tubuh mereka. membuat seluruh tubuh Helena dan Arthur tak rela untuk berpisah, mabuk akan rasa dan aroma sex yang menguar dari tubuh masing masing.
Mereka berdua melepas segala ketakutan dan kecemasan mengenai pernikahan dengan ciuman panas yang membuat wajah para saksi dan hakim memerah.
Ciuman mereka terhenti saat hakim berdeham keras, membuat mereka terpisah dengan napas yang terengah engah.
Arthur berusaha menjernihkan pikiran dan tubuhnya yang mulai bergairah. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa ciuman formalitas berubah menjadi ajang cumbuan diruang sidang.
Arthur memaki maki dirinya sendiri yang kehilangan kontrol diri begitu juga Helena yang mulai menyesal akan keputusannya setelah lima menit mereka disahkan menjadi suami istri.
Apakah ini keputusan terbaik?
Mereka saling menatap dengan ekseresi ngeri saat Pertanyaan itu muncul di benak mereka masing masing.
*****
Wajah Helena hanya menunduk melihat kilauan di jari manisnya yang sudah di lingkari oleh cincin pernikahan pemberian Arthur kemudian cincin pasangan yang berada di jari manis Arthur yang menggenggam tangannya.
Helena bisa merasakan tangan Arthur Lembab dan dingin. berusaha menunjukkan kemesraan mereka dengan tubuh dan wajah yang tegang.
Begitu juga wajah wajah yang berdiri dihadapan mereka, terkejut akan berita pernikahan Helena dan Arthur yang baru berumur satu jam, tiga puluh menit, tujuh belas detik.
"Kami tau ini sangat mengejutkan untuk kalian, khususnya kau Julie." Arthur menatap kakaknya yang menutup mulut merasa tak percaya.
"Kami merasa ini yang terbaik untuk kami. Kalian tahu aku sudah lama hidup sendiri dan menurutku Helena adalah wanita yang paling mengertiku." kali ini bukan hanya keluarga besar Joanna yang terperangah tapi juga Helena.
"Aku tahu, kami berdua sering bertengkar didepan kalian." lanjut Arthur sambil menunjukkan senyum sayang kearah Helena yang membuat Helena menaikkan sebelah alisnya.
Dengan gerakan yang tidak bisa dilihat oleh yang lain Arthur mencubit tangan Helena, tersenyum kearahnya dengan mata melotot. memberikan sinyal kepada Helena untuk ikut dalam permainannya.
"Pertengkaran itu hanya bentuk kasih sayang. benarkan dear?"
Helena bergidik saat arthur memanggilnya dengan panggilan sayang. Arthur kembali mencubit kecil tangan Helena.
Helena hanya menyunggingkan senyum lemah kearah tante Julie. Sedangkan Arthur mengamati ekspresi menyelidik Joanna yang berdiri didepan Kyle, suaminya yang melingkarkan lengannya di pinggang istrinya dengan posesif. Arthur tahu Gadis kecilnya itu tidak akan mudah ditaklukkan.
"Oh Tuhan! kami tentu saja turut senang dengan berita gembira ini." ucap Julie dengan mata berbinar kemudian dengan senyum mengembang menatap kearah suaminya yang ikut bahagia. Helena bisa merasakan tubuh Arthur mulai rileks melihat reaksi kakaknya.
"Walaupun kami tidak pernah menyadari hubungan kalian. tapi kami sangat senang akhirnya Helena menjadi anggota keluarga kita." ujar suami Julie.
"Helena selalu menjadi bagian keluarga kita. selalu menjadi saudara perempuan untuk Joanna." ucap Julie dengan tatapan lembut ke Helena, membuat hatinya terenyuh.
Disatu sisi dia begitu bahagia keluarga Morrison menerimanya menjadi anggota keluarga, disisi lain dia merasa bersalah dengan segala kebohongan yang dibangun Arthur.
"Artie, kau seharusnya juga mengadakan pesta. Di catatan sipil saja tidak cukup." ujar Joanna akhirnya.
"Aku ingin tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk melakukannya." Artie sedikit cemas saat menyampaikannya, mendelik kearah Helena yang bingung atas reaksi ragu Arthur.
"Kalian tahu pekerjaanku yang selalu berpindah pindah tempat untuk menyelesaikan masalah hukum sebuah perusahaan. Kali ini perusahaan yang sedang ku tangani berada di...ehm.. Madrid."
Arthur bisa merasakan tubuh Helena yang mulai tersentak saat dia sadar akan maksud kata kata Arthur. kepalanya berputar, menatap dengan mata melotot kearah Arthur.
Arthur menggenggam kuat tangan Helena untuk menepis kemarahan wanitanya akibat pemberitahuannya yang terlambat.
Sudah kepalang basah, pikir Arthur.
"Kami akan tinggal disana kurang lebih tiga bulan."
"Apa?!" kini Helena membuka suara.
*****
"Aku menolak untuk ikut ke Madrid!" Helena masuk kedalam kamar yang dulunya milik Joanna, memunggungi Arthur yang menyusul masuk kemudian menutup pintu.
"Aku tahu kau terkejut dengan berita mendadak ini..."
"Terkejut! aku lebih dari terkejut! Berita kejutanmu ini Membuatku ingin mencekik lehermu sekarang juga, Nerd!"
"Kumohon kecil kan suaramu. Mereka masih bisa mendengar kita"
"Aku tidak..!!" Arthur langsung menutup bibir Helena dengan tangannya.
"Ku mohon.. kita bisa bicara baik baik." Helena mendorong tubuh Arthur, melepaskan tangannya yang berada dimulut Helena.
"Persetan..!"
Arthur menarik belakang leher Helena dan menutup mulutnya dengan bibir Arthur. Helena memberontak kemudian membuka mulutnya untuk kembali berteriak tapi kesempatan itu dimanfaatkan Arthur untuk memasukkan lidahnya kedalam mulut Helena.
Helena terkesiap, Arthur menggerakkan lidahnya untuk menyentuh langit langit mulutnya kemudian bergerak menggoda lidah Helena.
Aroma gairah yang menguar di pengadilan catatan sipil kembali muncul. Arthur menutup matanya menikmati rasa Helena.
Tangannya dengan kuat mencengkeram kepala Helena untuk merapat padanya. Arthur begitu menginginkan Helena berbaring telanjang dibawahnya dan dia bergerak didalam tubuh Helena.
Oh, Tuhan
Sedangkan Tangan Helena yang berada didada Arthur, mengepal untuk mendorong Arthur awalnya. kemudian membentang naik melingkar dileher Arthur. dia mulai kewalahan saat amarahnya dengan cepat berubah menjadi gairah.
Dia begitu ingin melepaskan semua setelan klasik Arthur dan menunggangi kejantanannya untuk mendapatkan surga orgasme.
Oh, Tuhan.
Terengah engah Arthur melepaskan ciuman mereka. dahi mereka saling bersandar berusaha meredakan tubuh mereka yang gemetaran penuh dengan hawa nafsu.
" Kumohon ikutlah denganku. Aku tidak mungkin meninggalkanmu disini sendiri, dengan ia diperutmu."
Arthur berbisik ditelinga Helena. salah satu tangannya bergerak kedalam keliman kemeja helena.
Kemudian bergerak untuk membentangkan tangannya dikulit perut Helena yang menyebabkan Helena merasakan gelenyar aneh disana kemudia turun ke bagian intimnya.
Helena menggigit bibir bawahnya untuk menghentikan erangan yang akan lolos dari mulutnya.
"aku berjanji kita akan pulang Sebulan sekali untuk mengurus pekerjaanmu disini. Please."
Arthur menggesekkan hidungnya ketelinga Helena kemudian pipi dan turun ke relung lehernya. Helena memiringkan kepalanya untuk memberikan Arthur akses lebih banyak ke kulitnya yang meremang.
Merasa kalah dan lemah akibat sentuhan Arthur, Helena berkata dengan pasrah. "Hmm..Baiklah asal kau menepati janjimu." Arthur mengecup leher Helena lama sebagai jawaban.
__________^^_____________
1 komentar:
hai kak salm kenal.
cerita yg lain di lanjutin dong.aku baca di wattpad sering eror tulisannya kepotong terus.
Posting Komentar